Pelatihan Budidaya Maggot BSF
Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, terus bergerak mengembangkan potensi desanya dengan berbagai teknik dan inovasi. Kegiatan perikanan dan peternakan adalah dua sektor utama pondasi ekonomi masyarakat di Kabupaten Tapin. Melalui berbagai program Pengembangan Ekonomi Pedesaan, Pemda Kabupaten Tapin terus bergerak membina masyarakat desa agar terus berkembang dan berdaya.
Bekerjasama
dengan Codiac, Pemda Tapin menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Teknik dan
Pemanfaatan Maggot Black Soldier Fly (Maggot BSF) atau dalam Bahasa Indonesia
bernama Larva Lalat Tentara Hitam. Pelatihan tersebut dilaksanakan selama 3
hari, yakni 16 - 18 November 2020, dengan peserta yang berasal dari desa-desa
sekitar Kabupaten Tapin.
Maggot atau larva BSF adalah salah satu fase hidup dari Black Soldier Fly (BSF) yang dimulai telur-telur BSF menetas. Maggot terkenal sebagai alternatif pakan bagi hewan ternak mulai dari unggas hingga ikan. Hal ini dikarenakan Maggot dikenal memiliki kandungan protein dan asam amino yang baik.
Kandungan
protein dan asam amino tersebut sebenarnya didapat dari makanan yang
dikonsumsi. Oleh karena itu, semakin kaya nutrisi makanan yang dikonsumsi oleh
Maggot, maka semakin tinggi kandungan nutrisinya. Pada fase hidup Maggot,
makanan yang dikonsumsi hanya hal-hal yang bersifat organik.
Maggot juga terkenal karena dapat menjadi solusi dari permasalahan sampah yang terjadi, khususnya adalah sampah organik. Hal ini dikarenakan sampah organik yang dihasilkan dapat menjadi makanan maggot. Sampah tersebut nantinya dapat kita campur dan diberikan ke Maggot untuk dikonsumsi. Dalam melakukan pencampuran, kita perlu memperhatikan apa saja yang terkandung didalamnya karena kandungan maggot akan bergantung pada apa yang dikonsumsi.
Pelatihan
dilaksanakan dengan metode teori dan praktek sekaligus. Para peserta
berinteraksi langsung dengan bahan-bahan pelatihan seperti lalat BSF, telur dan
baby maggot hingga ulat maggot dewasa. Para peserta yang belum pernah mengenal
maggot sebelumnya, sangat tertarik, berinteraksi dengan melihat, memegang,
mengamati dan merasakan ulat-ulat maggot tersebut merayap di tangan mereka.
Instruktur
pelatihan, Kang Firman Ariandi R dengan sabar dan tekun melayani pertanyaan dan
diskusi dari Para peserta. Peserta sangat antusias menanyakan apa saja tentang
maggot, manfaat dan cara budidayanya. Pelatihan ini sungguh membuka wawasan
mereka tentang teknologi ramah lingkungan yang berkaitan dengan usaha mereka,
perikanan dan peternakan. Semoga pelatihan ini mampu meningkatkan kapasitas dan
kemampuan mereka dalam membangun usaha perikanan dan peternakan yang kompetitif
dan mandiri.
#CodiacPejuangPetani
#PetaniTapinHebat
#DesaBerdayaNegaraJaya
#MaggotBiokonversi
#TeknologiHijau
Penulis : Basyori Saini